2025-09-08 21:42:23 | Natindo Cargo
Melakukan import barang dari china sebenarnya cukup mudah, tapi untuk orang yang belum pernah melakukannya pasti akan sedikit bingung untuk mengetahui prosesnya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti import dari supplier atau pabrik secara langsung, menggunakan marketplace, dan jasa forwarder.
Ada beberapa alasan kuat mengapa import dari China dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dari negara lain:
Baca Juga: Belanja Murah Di Marketplace 1688
Produk dari China umumnya ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah karena skala produksi yang sangat besar. Pabrik di China mampu menekan biaya produksi melalui efisiensi tenaga kerja, teknologi, serta rantai pasok yang sudah matang. Hal ini memberikan peluang bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi ketika dijual kembali di pasar lokal.
China memiliki hampir semua kategori produk, mulai dari kebutuhan rumah tangga, elektronik, fashion, hingga komponen industri. Variasi produk ini memudahkan importir untuk menyesuaikan dengan tren pasar dan kebutuhan konsumen di Indonesia. Bahkan, banyak produk custom atau private label yang bisa dibuat sesuai permintaan pembeli.
Dulu banyak orang beranggapan bahwa barang dari China identik dengan kualitas rendah. Namun, seiring perkembangan teknologi manufaktur dan peningkatan standar produksi, kualitas produk dari China kini mampu bersaing dengan merek internasional. Banyak pabrik juga sudah mengantongi sertifikasi internasional, sehingga lebih terjamin dari segi mutu.
China memiliki infrastruktur perdagangan yang lengkap, mulai dari pelabuhan besar, jalur kereta lintas negara, hingga bandara kargo internasional. Selain itu, terdapat berbagai platform marketplace B2B seperti Alibaba, Global Sources, dan Made-in-China yang memudahkan pelaku bisnis kecil maupun besar untuk terhubung langsung dengan supplier.
Produsen di China sangat cepat beradaptasi dengan tren global. Produk baru dengan desain modern dan teknologi terkini dapat ditemukan dengan mudah, bahkan sering kali lebih dulu tersedia dibandingkan negara lain. Hal ini memberi keuntungan kompetitif bagi importir untuk menghadirkan produk tren lebih awal di pasar lokal.
Mengimpor barang dari China dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemilihan metode yang tepat bergantung pada skala bisnis, modal, serta pengalaman dalam mengelola proses impor.
Import langsung dari pabrik adalah pilihan yang paling umum digunakan oleh pebisnis berskala besar. Dengan metode ini, importir berhubungan langsung dengan produsen tanpa melalui perantara.
Keuntungan: harga barang jauh lebih murah karena pembelian dilakukan dalam jumlah besar (wholesale). Selain itu, produk dapat disesuaikan (custom) sesuai kebutuhan, misalnya menambahkan logo atau kemasan khusus.
Kekurangan: membutuhkan modal besar karena pabrik biasanya memiliki MOQ (Minimum Order Quantity) tinggi. Selain itu, importir harus memahami proses negosiasi, bahasa, serta hukum dagang internasional agar tidak merugi.
Cocok untuk: pebisnis berpengalaman yang ingin membangun brand sendiri dengan produk custom.
Platform B2B internasional seperti Alibaba, 1688, Made-in-China, dan Global Sources sangat populer di kalangan importir. Marketplace china ini mempertemukan supplier dan pembeli dari seluruh dunia.
Keuntungan: akses mudah ke ribuan supplier, berbagai kategori produk, dan fitur keamanan seperti Trade Assurance yang melindungi transaksi. Importir dapat membandingkan harga, MOQ, serta review supplier sebelum membeli.
Kekurangan: tidak semua supplier benar-benar terpercaya, sehingga tetap diperlukan riset mendalam. Selain itu, ada risiko perbedaan kualitas barang dengan foto yang ditampilkan.
Cocok untuk: importir pemula hingga menengah yang ingin fleksibilitas dalam pemilihan produk tanpa harus memesan dalam jumlah sangat besar.
Menggunakan jasa forwarder seperti Natindo Cargo adalah cara praktis untuk mengurangi kerumitan dalam proses impor. Forwarder bertindak sebagai pihak ketiga yang membantu mulai dari pembelian, pengiriman, hingga pengurusan bea cukai.
Keuntungan: tidak perlu repot mengurus dokumen impor, perizinan, dan bea cukai. Proses lebih cepat karena forwarder sudah berpengalaman dalam menangani regulasi impor. Biaya biasanya sudah termasuk pajak dan ongkos kirim (all-in).
Kekurangan: biaya lebih tinggi dibandingkan mengurus sendiri, serta importir memiliki kontrol terbatas terhadap detail proses.
Cocok untuk: pemula, pebisnis kecil, atau mereka yang tidak ingin direpotkan dengan administrasi impor.
Baca Juga: Kenali Berbagai Keuntungan dan Risiko dalam Bisnis Impor dari China
Aspek | Import Mandiri | Menggunakan Jasa Forwarder |
Proses | Semua proses diurus sendiri: pembelian, dokumen, bea cukai, hingga distribusi. | Forwarder menangani hampir semua proses impor, importir hanya menunggu barang tiba. |
Biaya | Lebih murah karena tanpa biaya jasa tambahan, tapi ada risiko biaya tak terduga. | Lebih mahal karena ada fee forwarder, tetapi lebih pasti (biaya biasanya all-in). |
Waktu & Tenaga | Membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk mengurus regulasi dan dokumen. | Lebih hemat waktu, cocok untuk pebisnis yang ingin fokus pada penjualan. |
Risiko | Tinggi jika kurang paham aturan; rawan salah dokumen atau terkena denda. | Lebih rendah karena forwarder berpengalaman dengan prosedur kepabeanan. |
Tingkat Pengalaman | Harus paham HS Code, aturan pajak, dokumen impor, dan sistem bea cukai. | Tidak perlu pengalaman teknis, forwarder sudah mengurus semua detail. |
Cocok Untuk | Importir berpengalaman, skala besar, dan ingin menekan biaya. | Semua lini, karena bisa lebih fokus ke proses bisnis lain, seperti pemasaran, dan sebagainya |
Calon importir perlu mengetahui beberapa metode ini karena mempengaruhi biaya pengiriman barang dan juga waktu pengiriman.
Ada dua metode pengiriman via laut yaitu Sea Freight LCL dan Sea Freight FCL.
LCL (Less Container Load) adalah metode pengiriman barang impor dengan jalur laut dalam jumlah pengiriman barang kecil sampai sedang tanpa adanya maksimal kubikasi pengiriman.
FCL (Full Container Load) adalah metode pengiriman barang impor dengan jalur laut dalam jumlah besar menggunakan full satu container.
Metode pengiriman melalui jalur laut bisa lebih menghemat biaya walaupun untuk waktu pengiriman lebih lama.
Air Freight atau pengiriman barang melalui udara adalah metode impor barang menggunakan jalur udara. Estimasi waktu pengiriman menggunakan air freight kurang lebih 7 - 10 hari. Metode ini sangat cocok untuk pengiriman barang yang ringan dan membutuhkan pengiriman cepat. Walaupun lebih cepat, metode pengiriman ini bisa lebih mahal biayanya.
Biaya import barang dari china dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti di bawah ini:
Ini adalah biaya dasar yang dibayarkan langsung kepada produsen atau supplier di China. Harga bisa berbeda tergantung pada:
MOQ (Minimum Order Quantity): semakin besar jumlah pembelian, semakin murah harga per unit.
Spesifikasi produk: barang custom dengan logo atau kemasan khusus biasanya lebih mahal.
Incoterms: apakah harga sudah termasuk ongkos kirim internasional (CIF), hanya harga barang di pabrik (EXW), atau sudah termasuk pengiriman ke pelabuhan (FOB).
Setelah membeli barang, importir harus menanggung biaya logistik internasional.
Jalur laut (Sea Freight): lebih murah, cocok untuk barang berat atau dalam jumlah banyak, tetapi memakan waktu 20–40 hari.
Jalur udara (Air Freight): lebih cepat (3–7 hari), tapi jauh lebih mahal.
Ekspedisi ekspres (DHL, FedEx, UPS): praktis untuk paket kecil, tetapi biaya sangat tinggi.
Selain ongkos kirim, ada juga biaya asuransi untuk melindungi barang dari kerusakan atau kehilangan. Meski sifatnya opsional, asuransi sangat disarankan karena biaya relatif kecil dibanding nilai barang.
Saat barang masuk Indonesia, importir wajib membayar sejumlah pungutan sesuai aturan bea cukai:
Bea Masuk: tarif berbeda-beda sesuai HS Code produk.
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 11%: dikenakan atas nilai impor.
PPh 22 (2,5%–10%): tergantung status importir.
Cukai: berlaku untuk barang tertentu seperti minuman beralkohol atau tembakau.
Selain pajak, ada biaya tambahan yang sering muncul, seperti:
Handling fee di pelabuhan atau bandara.
Storage/demurrage fee jika barang terlalu lama tertahan di gudang bea cukai.
Biaya administrasi seperti jasa kepabeanan atau penerjemahan dokumen.
Landed cost adalah total biaya yang harus dikeluarkan hingga barang siap di gudang importir. Rumus sederhananya:
Landed Cost = Harga Barang + Ongkos Kirim + Asuransi + Pajak & Bea + Biaya Tambahan
Dari angka landed cost inilah importir bisa menentukan harga jual dengan menambahkan margin keuntungan.
Jika landed cost per unit Rp80.000 dan ingin margin 40%, maka harga jual ideal sekitar Rp112.000.
Perhitungan ini membantu agar harga jual tetap kompetitif sekaligus menghasilkan profit yang sehat.
Natindo Cargo bisa membantu Anda untuk memudahkan proses impor barang dari China. Kami sudah berpengalaman membantu melakukan impor barang dari berbagai marketplace yang ada di China. Kami juga menyediakan berbagai jalur pengiriman mulai dari laut dan juga udara.
Anda juga bisa melakukan konsultasi secara gratis untuk mendapatkan insight mulai dari pemilihan supplier, barang, serta biaya yang Anda butuhkan. Segera hubungi Natindo Cargo sekarang juga dan dapatkan layanan forwarder china terbaik di Indonesia.
Baca Artikel Menarik Lain: